Situs Perangkat K13 dan Modul Ajar Kumer

Selamat datang di situs DUNIA PENDIDIKAN, semoga terjalin tali silaturrahim antara kita. Selain berbagi lewat blog atau website, kami juga berbagi lewat channel youtube "DUNIA PENDIDIKAN". Oleh karena itu, mari kita dukung dengan cara like, subscribe, comment dan share. Terima kasih atas kunjungannnya.

Gerhana Bulan Akan Terjadi Pada Hari Rabu di Indonesia.


Radar Tumbuh Mulia_Gerhana bulan sepenggal diprediksi akan kembali terjadi pada Rabu (17/7/2019) atau 14 Zulqa’adah 1440 Hijiriah. Kementerian Agama RI mengajak masyarakat untuk melakukan salat sunah gerhana.

“Sehubungan dengan akan terjadi fenomena alam gerhana bulan, kami mengimbau kepada kaum muslim untuk melakukan salat gerhana berjamaah dan melakukan khutbah,” ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Muhammadiyah Amin dalam keterangan resmi, Jumat (12/7/2019).

Amin menjelaskan imbauan tersebut sesuai dengan tuntunan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam pelaksanaannya, dianjurkan untuk bertakbir terlebih dahulu, dan memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya.

“Di samping itu, kami juga mengimbau kepada umat Islam agar berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara,” katanya.

Dijelaskannya gerhana bulan sebagian atau parsial tersebut akan terjadi mulai pukul 03.01 WIB di Indonesia. Menurutnya, pada peristiwa fenomena alam ini hampir seluruh kawasan Indonesia dapat mengamatinya.

“Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 04.30 WIB, dan akhir gerhana pukul 05.59 WIB,” pungkasnya.
  
Sebelumnya dalam surat, Kemenag RI juga meminta kepala wilayah dapat meneruskan seruan dan himbauan ini ke kepala kemenag di tingkat Kabupaten/Kota, aparatur pemerintah daerah, pimpinan ormas hingga masyarakat secara luas.


Gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut “khusuf”. Saat terjadi fenomena gerhana bulan kita dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunah dua rakaat atau shalat sunah khusuf. Shalat sunah ini terbilang sunah muakkad.

“Jenis kedua adalah shalat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu shalat dua gerhana, shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman 109).

Secara umum pelaksanaan shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan diawali dengan shalat sunah dua rakaat dan setelah itu disusul dengan dua khutbah seperti shalat Idul Fitri atau shalat Idul Adha di masjid jami. Hanya saja bedanya, setiap rakaat shalat gerhana bulan dilakukan dua kali rukuk. Sedangkan dua khutbah setelah shalat gerhana matahari atau bulan tidak dianjurkan takbir sebagaimana khutbah dua shalat Id.

Jamaah shalat gerhana bulan adalah semua umat Islam secara umum sebagai jamaah shalat Id. Sedangkan imamnya dianjurkan adalah pemerintah atau naib dari pemerintah setempat.

Sebelum shalat ada baiknya imam atau jamaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

Adapun secara teknis, shalat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.

5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.

6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.

7. Itidal. Baca doa i’tidal.

8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.

9. Duduk di antara dua sujud

10.Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.

11.Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

12.Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada berdiri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.

13.Salam.

14.Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.

Apakah boleh dibuat dalam versi ringkas? Dalam artian seseorang membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan? Atau bolehkah mengganti surat panjang itu dengan surat pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah? Boleh saja. Ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.


Lihat...Dokumentasi Pengenalan Madrasah (PENAMAD) MTs NW Boro' Tumbuh Tahun Pelajaran 2019/2020.

“Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).

Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat dua rakaat gerhana tetap berlaku. Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai. Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan keterangan para ulama. 
Labels: KOLEKSI TERBARU, RADAR TUMBUH MULIA

Thanks for reading Gerhana Bulan Akan Terjadi Pada Hari Rabu di Indonesia. . Please share...!

0 Comment for "Gerhana Bulan Akan Terjadi Pada Hari Rabu di Indonesia. "

Jangan nyepam ya !

Back To Top